Nusantarachannel.co – Personel kepolisian harus memiliki kompetensi dan keterampilan komunikasi lintas budaya, karena setiap orang dengan budaya yang berbeda menjalankan berbagai aspek kehidupan dengan cara yang berbeda sesuai budaya mereka.
Maka perlu memahami perbedaan budaya dan kultur masyarakat setempat. Hal ini akan membantu dalam berkomunikasi dan menangani konflik lintas budaya.
Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana mengungkapkan hal itu saat menyampaikan Sharing Komunikasi dan Motivasi bertajuk “Penguatan Kemampuan Komunikasi Personel dan Bhayangkari Polda Sulbar Guna Meningkatkan Pelayanan kepada Masyarakat dalam Rangka Terwujudnya Polisi Presisi”, Senin (18/4/2022) di Aula Mapolda Sulbar
Kegiatan tersebut berlangsung dalam dua sesi yang dimulai pukul 08.30 Wita dan dihadiri sekitar 500 peserta dari seluruh satuan kerja di lingkungan Polda Sulbar.

Kesepakatan pelaksanaan Sharing Komunikasi dan Motivasi tersebut merupakan kesimpulan pertemuan Dr Aqua dengan Kapolda Sulbar Irjen Pol Dr Eko Budi Sampurno pada Rabu pagi (13/4/2022) saat pria kelahiran Pematang Siantar, Sumatera Utara, 23 Januari 2022 tersebut silaturahim ke Polda Sulbar sekitar dua jam (07.30-09.30 Wita).
“Sengaja pelaksanaan Sharing Komunikasi dan Motivasinya dilaksanakan pada Senin, (18/4/2022), sebelum Pak Eko mutasi menjadi Wakil Kepala Lembaga Pendidikan dan Latihan (Wakalemdiklat) Polri. Beliau digantikan Kakorpolairud Baharkam Polri Irjen Pol Verdianto Iskandar Bitticaca,” ungkap Dr Aqua.
Dalam paparannya, pria dengan jejaring pertemanan sangat luas tersebut mengatakan setiap personel kepolisian memiliki lingkup tugas yang berkaitan dan berhubungan secara sosial langsung dengan masyarakat di semua wilayah Tanah Air.
“Oleh karena itu, keterampilan dalam menjalankan komunikasi lintas budaya ini sangat penting dan strategis sebagai bagian dari pendekatan aparatur kepolisian kepada masyarakat,” ungkapnya.
“Ingatlah peribahasa ‘Di mana bumi dipijak, di sana langit dijunjung’. Dengan begitu kita akan dapat diterima dengan baik di lingkungan manapun,” kata doktor Komunikasi lulusan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran ini.
Lebih lanjut, penulis buku “super best seller” Trilogi The Power of Silaturahim ini menuturkan, konflik kelompok dalam masyarakat majemuk mengindikasikan bahwa terdapat kegagalan dalam komunikasi lintas budaya.
“Keberhasilan komunikasi antarbudaya juga sangat diperlukan bagi masyarakat yang mendiami kota-kota besar di Indonesia. Tingginya tingkat perpindahan penduduk dari desa ke kota, ketergantungan ekonomi dan mobilitas antarnegara menjadikan kota sebagai tempat yang didiami berbagai latar belakang budaya yang berbeda,” kata Dr Aqua
Selanjutnya, kesalahpahaman antarbudaya yang ditimbulkan oleh stereotipe bisa saja terjadi dalam hidup bermasyarakat di kota-kota besar jika anggota masyarakat tidak dapat memahami satu sama lain mengenai budaya kelompok lain.
“Hal inilah yang harus dapat dipahami dengan baik oleh setiap aparatur kepolisian,” kata Dr Aqua menegaskan.
Anggota Dewan Pakar Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia ini menambahkan polisi yang secara sungguh-sungguh belajar komunikasi lintas budaya dan konsisten melaksanakan, bakal sukses melakukan tugas-tugasnya. Semakin banyak anggota polisi yang mau mendalami itu, makin bagus untuk institusinya dan masyarakat yang mendapat pelayanan polisi.
Lanjut ke halaman selanjutnya
Discussion about this post