Nusantarachannel.co, Makassar – Forum Sastra Indonesia Timur (Fosait) kembali mengadakan diskusi Buku Maharku Pedang dan Kain Kafan di Kafe Baca jalan Adhyaksa nomor 2, Minggu 26 Juni 2022.
Pada diskusi kali ini, sebagai pembicara adalah Muhammad Amir Jaya (penyair), Ishakim (Seniman) dan Mahrus Andis (Kritikus Sastra).
Dalam diskusi ini, Anwar Nasyaruddin kembali didaulat sebagai moderator untuk memandu acara diskusi buku ini.
Rahman Rumaday, akrabnya disapa Bang Maman membuka acara dengan menyampaikan prolog buku Maharku Pedang dan Kain Kafan.
Dalam prolognya Maman menyampaikan bahwa buku ini dibuat setelah 9 tahun berlalu. Maman juga sempat menyampaikan sekelumit kisah pasca wafatnya Esti (tokoh dalam buku).
“Setelah beliau wafat, saya seperti kehilangan arah. Ada sekitar 6 bulan lamanya saya bahkan tidak mau pulang ke rumah karena kenangan beliau begitu kuat. Lebih jauh dari itu, bahkan untuk mendekati rumah juga saya enggan,” ucapnya.
“Itulah sehingga saya memilih tinggal di rumah-rumah kost bahkan saya lebih senang tinggal di Masjid,” lanjutnya.
“Ada yang bertanya kepada saya, kenapa diberi judul seperti ini, saya belum bisa jawab, nanti kita dengarkan diskusi ini,” katanya menutup prolog.
Sementara itu ketiga pembicara sesuai keahliannya masing-masing mengulas buku Maharku Pedang dan Kain Kafan dengan perspektif keahliannya.
Seperti Ishakim yang mengupas buku ini dengan mencatat setiap bait dan halaman buku.
Ishakim memberikan kritik agar buku ini diberi lompatan-lompatan drama agar lebih meninggi dalam alur cerita.
Sementara itu Muhammad Amir Jaya membuka bahasan dengan membaca shalawat dan kemudian dihubungkan dengan makna dan isi dari buku kupasannya.
Amir Jaya yang telah membedah buku ini tiga kali menyampaikan bahwa buku ini menggambarkan fakta dari Maman dan Esti.
Mahrus Andis yang merupakan kritikus sastra menutup diskusi dengan apik dengan membacakan hasil kritiknya dalam bentuk tulisan yang dibacakan langsung.
Hasil paparan kritikan Mahrus begitu memuaskan dan mengundang applaus para peserta.
Menutup diskusi ini, Anwar Nasyaruddin sebagai moderator kemudian memberikan kesimpulan bahwa Buku Maharku Pedang dan Kain Kafan berjenis otobiografi sastra.
Judul buku yang begitu unik, sehingga menimbulkan rasa ingin tahu para peserta, sehingga diskusi dilanjutkan hingga acara usai.
Discussion about this post