Nusantarachannel.co, Religi – Status janda merupakan status yang tak ingin disandang oleh wanita di manapun di dunia ini.
Wanita menyandang status ini, bisa karena suaminya meninggal atau karena perceraian. Bahkan karena janda mereka terpaksa menghidupi diri sendiri atau bahkan menghidupi anaknya.
Menurut pandangan agama, wanita berstatus janda apalagi janda karena suami meninggal lebih utama untuk dinikahi. Sebab laki-laki yang menikahi janda otomatis akan membantu meringankan beban janda tersebut khususnya beban menghidupi anak-anaknya. Rasulullah SAW bersabda,
السَّاعِي عَلَى اْلأَرْمَلَةِ وَالْمَسَاكِيْنِ، كَالْمُجَاهِدِ فِي سَبِيْلِ اللهِ، وَكَالَّذِي يَصُوْمُ النَّهَارَ وَيَقُوْمُ اللَّيْلَ
Artinya,“Orang yang berusaha menghidupi para janda dan orang-orang miskin laksana orang yang berjuang di jalan Allah. Dia juga laksana orang yang berpuasa di siang hari dan menegakkan shalat di malam hari.”(HR. Bukhari no. 5353 dan Muslim no. 2982)
Menghidupi para janda berarti dengan menikahinya. Keutamaan menikahi janda ini khususnya adalah janda yang ditinggal suaminya karena wafat.
Atau janda yang diceraikan oleh suaminya sehingga terpaksa menanggung beban menghidupi keluarga.
Keutamaan menikahi janda akan lebih besar lagi bila juga dengan niat dan tujuan menolong anaknya yang sudah berstatus yatim. Menikahi janda yang ditinggal meninggal suaminya berarti juga menyantuni anaknya yang yatim.
Orang yang menolong dan menyantuni anak yatim di surga akan dekat dengan Rasulullah SAW.
Dari Sahl ibnu Sa’ad, Nabi SAW bersabda,
« أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ فِى الْجَنَّةِ هَكَذَا » . وَأَشَارَ بِالسَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى ، وَفَرَّجَ بَيْنَهُمَا شَيْئًا
Artinya, “Kedudukanku dan orang yang menanggung anak yatim di surga bagaikan ini.” Rasulullah SAW merapatkan jari telunjuk dan jari tengahnya, namun beliau regangkan antara keduanya. (HR. Bukhari Nomor 5304).
Meski menikahi janda besar keutamaannya, tetapi Rasulullah SAW di awal menganjurkan laki-laki untuk menikahi perawan. Sebab dengan menikahi perawan, suasana akan lebih hangat ketika bercengkrama dan memadu cinta.
Tetapi bila lebih memilih janda dengan keutamaannya, baik sebagai istri pertama atau istri kedua, tergantung niat dan tujuan untuk membantu meringankan beban hidupnya tentu itu lebih utama.
Discussion about this post