Nusantarachannel.co – Burung garuda merupakan lambang dari negara Indonesia. Burung Garuda sendiri terdapat pada mitologi dari agama Hindu dan Budha.
Meskipun tidak ada kepastian, namun banyak pendapat yang mengatakan bahwa burung garuda adalah burung elang Jawa.
Burung elang sendiri memiliki banyak jenis yang tersebar di berbagai belahan dunia.
Dibawah ini beberapa burung elang dianggap sebagai burung Garuda baik itu dari kemiripan serta besarnya.
1. Elang Jawa (Nisaetus bartelsi)
Elang Jawa adalah salah satu spesies elang berukuran sedang dari keluarga Accipitridae dan genus Nisaetus yang endemik di Pulau Jawa.
Satwa ini dianggap identik dengan lambang negara Republik Indonesia, yaitu Garuda. Dan sejak 1992, burung ini ditetapkan sebagai maskot satwa langka Indonesia
Sesungguhnya keberadaan elang jawa telah diketahui sejak sedini tahun 1820, tatkala van Hasselt dan Kuhl mengoleksi dua spesimen burung ini dari kawasan Gunung Salak untuk Museum Leiden, Negeri Belanda.
Akan tetapi pada masa itu hingga akhir abad-19, spesimen-spesimen burung ini masih dianggap sebagai jenis elang brontok.
Baru pada tahun 1908, atas dasar spesimen koleksi yang dibuat oleh Max Bartels dari Pasir Datar, Sukabumi pada tahun 1907, seorang pakar burung di Negeri Jerman, O. Finsch, mengenalinya sebagai takson yang baru. Ia mengiranya sebagai anak jenis dari Spizaetus kelaarti, sejenis elang yang ada di Sri Lanka. Sampai kemudian pada tahun 1924, Prof. Stresemann memberi nama takson baru tersebut dengan epitet spesifik bartelsi, untuk menghormati Max Bartels di atas, dan memasukkannya sebagai anak jenis elang gunung Spizaetus nipalensis.
Demikianlah, burung ini kemudian dikenal dunia dengan nama ilmiah Spizaetus nipalensis bartelsi, hingga akhirnya pada tahun 1953 D. Amadon mengusulkan untuk menaikkan peringkatnya dan mendudukkannya ke dalam jenis yang tersendiri, Spizaetus bartelsi.
2. Elang Laut Steller (Haliaeetus pelagicus)
Elang laut steller bisa ditemukan di daerah Asia timur dan tinggal di tebing hingga pesisir pantai. Seekor elang laut Steller memiliki rata-rata berat 4,9 – 9,5 kg. Sehingga, elang laut steller menjadi elang terberat di dunia yang masih hidup hingga saat ini.
Akan tetapi, dalam beberapa tahun terakhir populasi dari elang laut steller terus menurun hingga organisasi International Union for Conservation of Nature (IUCN) Red List of Threatened Species mengkatagorikan burung elang laut steller menjadi spesies hewan yang rentan punah.
3. Elang Harpy (Harpia harpyja)
Burung harpy yang memiki raut wajah ekspresif dengan bulu berwarna hitam dan abu-abu hidup di hutan hujan dari Meksiko hingga Brazil dan bagian utara Argentina. Burung elang yang berbobot 4,4-8,3 kg ini dapat terbang dengan kecepatan 80 km/jam dengan mangsa utama monyet, burung, iguana, hingga ular.
Elang harpy juga dikenal memiliki ukuran cakar yang sangat besar. bagitu besarnya hingga melebihi besar dari beruang.
Akan tetapi, populasi dari burung elang harpy mulai menipis dan hampir punah.
4. Elang Emas (Aguila chrysaetos)
Burung elang emas hidup di berbagai benua dan memiliki setidaknya 6 subspesies, yakni:
Elang emas Eropa (Aquila chrysaetos chrysaetos)
Elang emas Iberia (Aquila chrysaetos homeyeri)
Elang emas Asia/Himalaya (Aquila chrysaetos daphanea)
Elang emas Jepang (Aquila chrysaetos japonica)
Elang emas Amerika Utara (Aquila chrysaetos canadensis)
Elang emas Siberia/Kamchatkan (Aquila chrysaetos kamtschatica)
Burung elang dengan bobot 3-6,1 kg ini tidak hanya berat namun juga cepat. Bahkan, kecepatan maksimal dari 322km/jam hanya berada dibelakang burung falcon.
Discussion about this post